Ahad, 2 Januari 2011

Lelaki yang Menikah Punya Perilaku Lebih Baik

[Attachment(s) from Sirajuddin Abbas included below]














Lelaki cenderung akan bersikap lebih baik saat mereka menikah. Hal itu terjadi karena pernikahan tampaknya membantu lelaki memperbaiki sikap mereka.

Dan lelaki yang punya sikap lebih baik cenderung menjadikan pernikahan sebagai hal utama, menurut penelitian di Amerika Serikat.

S. Alexandra Burt dan koleganya di Universitas Negeri Michigan juga menemukan bahwa lelaki yang kurang punya perilaku yang buruk cenderung akhirnya akan menikah, sebagaimana dikutip dari Reuters Life!

Di antara lelaki lelaki yang menikah beberapa menunjukkan bahwa tanda perilaku-perilaku buruk --terutama tindakan yang berhubungan dengan penyakit antisosial, seperti perilaku kriminal, berbohong, agresif dan kurang punya belas kasihan-- berkurang setelah mereka mengikat diri dalam pernikahan.

Burt mengatakan bahwa lelaki yang menikah "pada
Photobucket
awalnya bukanlah seorang yang antisosial dan bahkan setelah mereka menikah sikap antisosial itu makin berkurang."

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam "Archives of General Psychiatry" edisi Desember, Burt dan koleganya meneliti 289 pasang lelaki kembar selama 12 tahun, sejak usia 17 hingga 29 tahun. Lebih dari separuhnya adalah kembar identik.

Lelaki yang menikah selama masa penelitian tersebut, sekitar 60 persen dari mereka menunjukkan sikap antisosial lebih sedikit pada usia 17 dan 20, menunjukkan bahwa lelaki dengan sikap seperti itu cenderung akan kurang menempatkan pernikahan di tempat utama.

Pada usia 29 tahun, lelaki yang tidak menikah memiliki rata-rata memiliki 1,3 sikap antisosial, dibanding dengan 0,8 di antara lelaki lelaki yang menikah.

Namun, di antara kembar identik dengan satu orang menikah dan yang lain tidak menikah, lelaki yang menikah didapati memiliki sikap antisosial yang lebih sedikit dibanding kembarannya yang tidak menikah.

Dalam kes kembar identik dengan gen dan suasana masa kecil yang sama sehingga cenderung untuk menghasilkan sikap antisosial yang sama, penelitian ini mengindikasikan bahwa pernikahan membantu untuk membuang perilaku buruk tersebut.

Masih belum jelas mengapa lelaki dapat memperbaiki kelakukan mereka setelah menikah, kata Ryan King dari Universitas Albany yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Lelaki yang menikah menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangannya dibanding dengan teman-temannya, dan perilaku buruk seperti kejahatan dan minum minuman keras cenderung menjadi aktiviti kelompok, katanya.

Ditambah lagi, lelaki yang menikah "akan lebih banyak kehilangan" bila mereka tertangkap karena aktiviti ilegal dan lebih peduli terhadap apa yang dipikirkan oleh pasangannya.

"Tidak setiap orang memiliki kemungkinan yang sama untuk menikah, namun mereka yang menikah mendapatkan manfaat dari pernikahan tersebut," kata King.

Hasil penelitian itu membantu menjelaskan temuan dari penelitian lain yang menunjukkan bahwa lelaki yang menikah melakukan lebih sedikit tindakan kriminal.

Penelitian baru-baru ini contohnya, menunjukkan bahwa pernikahan berhubungan dengan penurunan 35 persen tindakan kriminal.

Penelitian juga menemukan bahwa orang yang menikah cenderung lebih sehat dibanding masih saat masih sendiri, meski penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa keuntungan kesehatan karena pernikahan masih belum jelas.

Namun mereka yang menikah cenderung hidup lebih lama, kurang mengalami depresi atau terkena penyakit jantung dan stroke.
http://www.hidayatullah.com/berita/iptek/14542-pria-yang-menikah-punya-perilaku-lebih-baik

Tiada ulasan: